Jakarta, Beritafakta.id — Minggu (9 November 2025)
Sebagai tindak lanjut dari langkah cepat penanganan pascaledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta Utara pada Jumat malam (7/11), Polda Metro Jaya bersama Biro Psikologi SSDM Polri dan Bagian Psikologi Biro SDM Polda Metro Jaya terus melaksanakan pendampingan psikososial serta bantuan awal psikologis (Psychological First Aid/PFA) bagi korban, keluarga, dan tenaga pendidik.
Kegiatan pendampingan tersebut dipimpin oleh BJP Yohanes Ragil H.S., S.I.K., M.Hum. dari Biro Psikologi SSDM Polri, dengan melibatkan puluhan psikolog Polri dari Mabes Polri dan Polda Metro Jaya yang berpengalaman dalam penanganan krisis psikologis dan pemulihan trauma.
Pelaksanaan pendampingan pada Sabtu (8/11) difokuskan di tiga lokasi utama, yakni RS Islam Jakarta Cempaka Putih, RS YARSI Cempaka Putih, dan SMAN 72 Jakarta Utara. Tim memberikan layanan Psychological First Aid dengan fokus pada pemulihan emosi, penguatan rasa aman, serta pengelolaan stres pascakejadian. Di sekolah, para psikolog Polri juga memberikan sesi konseling bagi kepala sekolah dan guru yang terdampak secara emosional.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan hasil observasi lapangan:
RS Islam Jakarta Cempaka Putih: 12 korban masih dirawat (2 di ICU), 29 korban telah dipulangkan.
RS YARSI Cempaka Putih: 13 korban masih dirawat (1 di ICU), 1 korban telah pulang.
RS Pertamina Jaya: 1 korban masih dirawat, 6 korban telah dipulangkan.
Beberapa keluarga korban menyampaikan bahwa anak-anak mereka masih memerlukan pendampingan psikologis lanjutan setelah pemulihan medis, sementara sebagian lainnya berharap kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat segera kembali berjalan secara aman dan kondusif.
Pihak sekolah saat ini juga tengah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta terkait izin dimulainya kembali kegiatan belajar. Di sisi lain, jajaran Polres Metro Jakarta Utara dan Polsek Kelapa Gading turut membantu proses renovasi di area sekolah yang terdampak ledakan agar lingkungan belajar kembali aman.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Budi Hermanto, S.I.K., M.Si., menegaskan bahwa pendampingan psikososial merupakan bentuk komitmen Polri dalam memberikan pelayanan menyeluruh kepada masyarakat.
“Pendampingan ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan. Kami ingin memastikan seluruh korban dan keluarga mendapatkan dukungan psikologis yang cukup, seiring dengan proses penyelidikan yang masih berjalan intensif oleh tim gabungan,” ujar Kombes Budi Hermanto.
Ia menambahkan, kegiatan pendampingan psikologis akan dilanjutkan hingga dua minggu ke depan. Tim psikolog Polri akan memberikan layanan trauma healing di sekolah bagi seluruh siswa melalui kegiatan psikoedukasi, pendampingan psikososial, konseling, hingga psikoterapi bila dibutuhkan. Langkah ini diharapkan mampu membantu proses pemulihan menyeluruh agar para siswa dapat kembali beraktivitas dengan tenang dan percaya diri.
Selain fokus pada penyelidikan dan pemulihan psikologis, Polda Metro Jaya juga memastikan koordinasi lintas lembaga tetap berjalan dengan baik, melibatkan rumah sakit, Dinas Pendidikan, serta Kementerian terkait, agar penanganan medis dan psikososial berlangsung secara paralel dan terukur.
Polri mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak mudah terprovokasi, dan berperan aktif menjaga keamanan lingkungan. Apabila menemukan aktivitas atau benda mencurigakan, masyarakat dapat segera melapor melalui layanan darurat 110 atau kanal digital resmi Polri tanpa harus datang langsung ke kantor polisi.
“Partisipasi masyarakat menjadi bagian penting dalam mencegah terulangnya peristiwa serupa serta mewujudkan Jakarta yang aman dan tertib,” pungkas Kombes Budi Hermanto.
(Red: Bram.s)













